Dua abad lalu, bangsa Belanda melalui Voortrekker-nya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Johannesburg, Afrika Selatan. Setelah beberapa lama mendiami tanah tandus dan berdebu tersebut, para imigran Belanda tersebut berhasil menemukan emas, yang bakal mengubah perjalanan mereka dan daerah tersebut.
Saat ini, di Johannesburg, dua ratus tahun berlalu dari pertama kalinya bangsa Belanda menginjakkan kaki mereka di sana, para penggawa timnas Belanda sedang berusaha menemukan 'emas' mereka. Tim Oranje berusaha mengukir sejarah emas dengan menjuarai Piala Dunia mereka untuk yang pertama kalinya.
Sekilas, ambisi anak asuh Bert van Marwijk ini nampak berlebihan. Banyak pihak yang menyatakan bahwa materi pemain maupun kualitas permainan timnas Belanda kali ini sudah kehilangan roh Total Football, yang diperkenalkan sang jenius, Rinus Michels.
Namun, apabila kita menengok torehan perjalanan mereka untuk mewujudkan ambisi mereka menjadi yang terbaik di muka bumi, rasanya hasrat mereka ini wajar saja.
Timnas Belanda siap mengulang sukses para pendahulu mereka di Afrika Selatan, dua abad lalu
Di ajang kualifikasi Piala Dunia, Wesley Sneijder dan kawan-kawan berada di grup yang lumayan enteng bersama Norwegia, Skotlandia, Macedonia, dan Islandia. Di grup ini, mereka menunjukkan kedigdayaan mereka dengan menjadi klub yang lolos pertama dari Zona Eropa. Selain itu, Oranje mencetak rekor kemenangan 100%.
Belanda, juga melanjutkan torehan positif mereka dalam persiapan untuk berlaga di Afrika Selatan ini. Dalam empat laga uji coba, Oranje mampu mempertahankan rekor tak tersentuh kekalahan sama sekali, yang makin membubungkan harapan mereka mampu berprestasi maksimal di ajang Piala Dunia.
Dalam pengundian grup yang diadakan di Cape Town, 4 Desember 2009, Belanda ditempatkan di Grup E. Di situ, mereka bakal bertarung melawan Denmark, Kamerun, dan Jepang.
Mari kita simak perjalanan mereka di Grup E ini.
14 Juni 2010, Belanda versus Denmark (2-0)
Di laga perdana mereka, Oranje masih demam panggung. Di laga ini, mereka tampil kikuk dan kerap membuat kesalahan sendiri. Beberapa kali serangan Denmark sukses mengacak-acak lini belakang Oranje. Beruntung Dinamit gagal membobol gawang Maarten Stekelenburg. Bahkan, Oranje juga menunjukkan bahwa mereka disayang oleh Dewi Fortuna kala Daniel Agger membuat mereka unggul melalui sebuah gol bunuh dirinya dan tendangan Eljero Elia yang mengenai tiang gawang Thomas Sorensen bisa dimanfaatkan oleh Dirk Kuyt.
19 Juni 2010 Belanda versus Jepang (1-0)
Di laga kedua mereka ini, Belanda masih tampil ogah-ogahan. Melawan Jepang yang relatif memiliki kemampuan di bawah mereka, Belanda justru nampak frustasi karena beberapa peluang mereka mampu dimentahkan kiper Eiji Kawashima, yang tampil cemerlang.
Beruntung, di dalam situasi panik itu, muncul sosok pahlawan, Wesley Sneijder. Tendangan keras playmaker Oranje itu dari luar kotak penalti, gagal ditahan oleh Kawashima, dan menjadi satu-satunya gol yang tercipta di laga tersebut.
24 Juni, Kamerun versus Belanda (1-2)
Di laga terakhir ini, para penggawa Belanda belajar dari dua pertandingan sebelumnya. Ciri khas permainan cepat nan rancak mereka bisa kembali dilihat di laga ini. Alhasil, Belanda mampu menekan sejak awal laga dan menciptakan beberapa peluang emas.
Robin van Persie dan Klaas-Jan Huntelaar, sukses menjadi pahlawan Oranje di laga ini. Sementara, gol semata wayang Kamerun, dicetak Samuel Eto'o melalui titik putih. Gol Eto'o ini merupakan satu-satunya gol yang bersarang di gawang Stekelenburg sepanjang babak penyisihan Grup E.
Usai lolos dari Grup E sebagai pemuncak klasemen, di Babak 16 Besar, Belanda ditantang salah satu tim kuda hitam, Slovakia.
28 Juni, Belanda versus Slovakia (2-1)
Mengahdapi Slovakia, yang memupuskan ambisi Italia lolos ke Babak 16 Besar, Belanda ekstra waspada. Terbukti, di laga ini, mereka menerapkan permainan efektif dengan tempo yang lambat. Tidak nampak lagi permainan rancak, yang sempat mereka tunjukkan di laga melawan Kamerun
Namun, kecerdikan Arjen Robben dan Wesley Senijder dalam mencetak gol ke gawang Slovakia mampu menjadi pengobat kekecewaan menyaksikan pertandingan yang berjalan lamban ini. Sementara, Slovakia memperoleh gol hiburan melalui eksekusi penalti Robert Vittek.
Di babak perempat final, Belanda menghadapi ujian terberat mereka di turnamen ini. Oranje ditantang oleh Brazil, yang di laga sebelumnya, menghajar Chile dengan skor telak 3-0.
2 Juli, Belanda versus Brazil (2-1)
Di laga ini, Belanda, yang menjadi underdog, justru mampu membuat kejutan terbesar mereka di turnamen ini. Mereka sukses mengandaskan impian Selecao, menjadi juara pertama Piala Dunia di Afrika.
Dalam laga tersebut, kembali Sneijder menjadi bintang bagi Belanda. Dua buah gol pemain yang merumput di Inter Milan itu mampu membawa Belanda membalikkan kedudukan usai tertinggal lebih dulu melalui gol Robinho. Sementara itu, gelandang Brazil, Felipe Melo bisa dikatakan menjadi sosok kartu mati bagi Selecao. Pemain yang merumput di Juventus ini membuat hat-trick blunder dalam laga tersebut.
Beruntung Belanda memiliki sosok Wesley Sneijder. Bahkan tim sekelas Brazil mampu dibuat bertekuk lutut oleh kepiawaian pengatur serangan Oranje ini
Usai menundukkan Brazil, di Babak Semifinal, Oranje kembali harus menghadapi tim asal Amerika Latin, Uruguay. Diego Forlan cs melaju ke babak semifinal usai secara dramatis menundukkan wakil terakhir Afrika, Ghana, dengan adu penalti.
6 Juli 2010, Uruguay vs Belanda (2-3)
Di laga semifinal ini, Belanda kembali mampu bermain dengan rancak. Namun, mereka juga harus menghadapi Uruguay yang membuktikan diri bukan tim sembarangan. Terbukti La Celeste juga memiliki beberpa peluang melalui skema serangan balik mereka yang sangat mematikan.
Di laga ini, pemain gaek Oranje, Giovanni van Bronckhorst mampu mencetak gol yang sangat indah. Gol tersebut dibalas Diego Forlan dengan tak kalah indahnya. Namun, beruntung Belanda memiliki duet Sneijder dan Robben di lini tengah. Dua gelandang ini mampu menjadi pahlawan bagi Negeri Kincir Angin tersebut dengan gol mereka. Sementara sebuah gol Maxi Pereira, hanya mampu memperkecil kekalahan La Celeste.
Demikian perjalanan Belanda sejak babak kualifikasi Zona Eropa hingga ke partai puncak. Akankah mereka mampu mengulang sukses para pendahulu mereka di Johannesburg, dua abad lampau? Entahlah. Lawan mereka di final juga bukan tim sembarangan. Spanyol, merupakan tim yang mampu bermain konsisten dengan tidak melupakan keindahan. Yang jelas, sama seperti yang telah dibuktikan kaum Voortrekker, tak ada yang tak mungkin bagi timnas Belanda di Johannesburg, termasuk menjadi jawara Piala Dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar